Selasa, 04 Oktober 2016

Wanita Mungil Pemanis Mervo


Oleh Tristin Hartono 14150098

            Wajah sumringah berbinar terpancar dari wajahnya. Ia terlihat manis dengan tatanan rambut messy sebahu dan tatapan mata yang jelas dan fokus. Berdiri di depan kelas dengan penuh percaya diri, ia menarik kembali memorinya ke masa dimana ia sempat menyentuh mimpinya, berkecimpung di dunia musik Indonesia.
            Dengan semangat menggebu-gebu, wanita 154 cm ini bercerita tentang pengalamannya di salah satu ajang bakat besutan Negara Kincir Angin. Rasa senang, tegang, hingga kecewa tersirat dari kalimat yang ia gunakan. Mulai dari audisi, hingga proses grup vokalnya tereliminasi ia ceritakan.
            Suasana kelas seketika hening ketika salah satu mahasiswa Universitas Bunda Mulia keturunan Batak ini menyanyikan sepotong lirik dari lagu terakhir yang ia persembahkan di ajang The Voice Indonesia pada April 2016 lalu. Getaran suaranya mengguncang setiap hati pendengar hingga meninggalkan tepukan tangan di akhir nyanyiannya.
            Tawa lepas ciri khasnya membuat orang segera mengenali bahwa ia adalah Yuni Herliwati atau akrab disapa Herly, salah satu anggota grup vokal Mervo yang sempat menjadi finalis di The Voice Indonesia. Beranggotakan 4 orang, yakni Alfreando, Arlen, Angel, serta Herly, mereka bertahan hingga babak knock-out.
            Dimulai dari audisi, Mervo menjalani audisi secara langsung, lalu lolos ke babak blind audition dimana keempat juri duduk membelakangi finalis yang tampil di panggung, jika juri merasa sreg dengan finalis tersebut, ia akan memencet tombol dan otomatis kursi akan berbalik menghadap ke arah finalis.
            Agnes Monica atau yang kini lebih sering disebut Agnezmo menekan tombolnya untuk Mervo, pertanda ia menyukai perpaduan suara mereka. Diikuti oleh Judika yang akhirnya juga duduk menghadap panggung. Setelah selesai tampil, peserta diperbolehkan untuk memilih salah satu juri yang nantinya akan menjadi pelatih mereka.
            Setelah berunding dan menentukan siapa yang akan menjadi pelatih (coach) nantinya, tersebutlah satu nama seorang bintang yang dulu sempat menjadi salah satu anggota vokal grup sebelum ia bersolo karir. Latar belakang ini menimbulkan alasan kuat bagi Mervo untuk memilihnya sebagai coach.
            Selepas beberapa menit, akhirnya rasa penasaran penonton pun terjawab, Judika adalah nama yang terlontar dari suara Herly yang saat itu gagal menyebutkan alasan tepat mengapa memilih Judika sebagai coach. Namun hal itu bukanlah masalah besar, dan cerita selanjutnya telah dimulai setelah itu.
            Babak battle adalah babak dimana setiap anak asuh setiap coach harus “bertanding” satu sama lain untuk mendapat kesempatan menduduki kursi di babak knock-out. Keluarlah satu nama finalis yang akhirnya harus menjadi rival Mervo di babak battle ini, Janita Gabriela Pangaribuan.

            Dewi Fortuna berpihak pada Mervo saat itu, mereka akhirnya memenangkan "pertandingan" melalui dendangan lagu If I Ain't Got You yang dipopulerkan oleh Alicia Keys. Malam penuh campur aduk perasaan itu menghasilkan Janita yang harus kembali pulang.
            Semangat Mervo akhirnya kembali membara untuk menghadapi babak selanjutnya, yakni knock out, dimana coach akan memilih 3 finalis untuk duduk di kursi yang telah disediakan. Meskipun telah menduduki salah satu kursi, finalis belum bisa merasa tenang.
            Posisi para finalis ini masih dapat digantikan dengan finalis lain yang menurut coach lebih berpotensi untuk menang. Melalui lagu ciptaan coach Judika, "Bukan Dia Tapi Aku", Mervo tetap terlihat stunning saat tampil. Namun, ternyata takdir berkata lain.
            Mervo kerap yakin bahwa mereka akan menjadi salah satu musisi jebolan The Voice Indonesia, alasan ini diperkuat karena Judika terlihat mencintai grup vokal serta basic-nya yang dulu pernah menjadi salah satu anggota grup vokal. Tapi saya rasa, saat itu hati kecil Judika berkata lain.
            Mei 2016 akan terasa berbeda dari belasan Mei yang pernah dilalui Mervo sebelumnya. Angan tinggi mereka harus terputus di babak knock out. Impian mereka untuk tampil di babakli live show harus terhenti karena kursi aman mereka telah ditukar dengan Siti Rosalia.
            Rasa sedih dan kecewa terselip dalam senyum lebar mereka ketika harus meninggalkan panggung. Diiringi tepukan penonton Mervo berjalan ke arah backstage. Semuanya telah berakhir. Setelah gagal dalam ajang pencarian bakat Rising Star, kini Herly juga harus menerima kenyataan bahwa grup vokalnya gagal lolos live show.
            Namun hal itu bukanlah penghalang baginya untuk tetap berkarya, meskipun kini Mervo memutuskan untuk break, Herly tetap bermimpi untuk berpatisipasi dalam dunia musik Indonesia. Kesibukannya di perkuliahan tidak memadamkan kecintaannya pada musik. Terkadang ia terlihat mendendangkan potongan lirik lagu yang tidak asing bagi pendengar.
            Hal inilah yang membuat Herly seketika mengundang tatapan mata teman-teman kelas untuk melihatnya bernyanyi. Di akhiri dengan tawa canda, getaran suaranya tertanam dalam hati setiap orang yang mendengar. Melalui akun Youtube "Official Mervo" kita dapat menikmati merdunya suara Herly dan teman-teman melalui cover lagu.
            Setelah selesai bercerita, Herly melenggang kembali ke arah tempat duduknya, meninggalkan senyum manis yang menjadi ciri khasnya sebagai salah satu anggota Mervo yang bertubuh mungil dengan semangat dan mimpi yang besar.

Pembakar Lidah, Penggugah Selera




Oleh Tristin Hartono (14150098)

            Sang Surya telah membenamkan diri di ufuk barat, menandakan sore hari telah tiba, kedai-kedai pinggir jalan di bilangan Kelapa Gading memulai aktivitas mereka. Kebalikan dari para pekerja yang menyelesaikan pekerjaan dan pulang ke rumah, para pekerja ini memulai aktivitas mencari peruntungan mereka di sore hari.
            Salah satu kedai dengan area bengkel sebagai latar belakang menarik perhatian saya untuk mencicipi keunikan rasanya. Adalah Kedai Abnormal yang biasa menyajikan mi instan dengan rasa pedas berlevel namun diperlengkap dengan konsep unik.
            Canda tawa tetap mengalir di setiap peluh yang menetes, senyuman pun tak pernah absen dari wajah mereka, rasa hangat kekeluargaan sangat terlihat di antara para pekerja kedai yang memulai aktivitasnya mulai pukul 7 malam ini. Mereka mempersiapkan diri seiring bertambahnya parkiran kendaraan di pinggir jalan.
Suasana masih terlihat agak lengang ketika saya dan teman-teman menapakkan kaki di tempat ini, kursi nomor empat dipilih sebagai arena untuk menguji kekuatan. Tak lama setelah kami duduk, kursi-kursi lain mulai dipenuhi oleh pengunjung yang ingin menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih.
            Pelayan mulai membagikan bon dan sebuah pen untuk diisi dengan menu yang sudah dapat dipilih sendiri oleh pengunjung. Menu yang tergeletak di atas meja mempermudah pengunjung untuk memilih dan menulis menu yang hendak mereka nikmati. Nantinya, pesanan kami akan diambil tepat mulai pukul 7 malam.
            Tak hanya letak tempat yang unik, kedai ini juga dilengkapi dengan meja yang berbeda dengan kedai lain. Meja yang digunakan hanya selembar kayu tipis dicat hitam dengan keempat kaki berwarna serupa. Atap berupa terpal berwarna kuning menjadi pelindung bagi pengunjung ketika sedang hujan.
            Penantian pun berakhir, setelah menunggu kurang lebih 15 menit, makanan kami akhirnya datang. Semerbak mi instan terasa ketika pelayan menaruh kuali kecil berdiameter 15 cm dan panci kecil berisi mi melewati wajah saya ke arah meja. Tak hanya mi goreng, mi kuah pun menggugah selera.
Inilah salah satu keunikan lain dari Kedai Abnormal. Tidak ada mangkuk atau piring yang digunakan sebagai wadah untuk makanan, namun mereka menyajikan langsung di panci untuk mi kuah, dan wadah kuali untuk mi goreng.
Pesanan saya datang terakhir, yaitu “Indomie Goreng Abnormal Level 3 + Keju”. Hmm, rasa penasaran pun menjadi-jadi ketika saya melihatnya secara langsung. Dipercantik oleh sayuran hijau, telur urak-arik di ujung kuali, dan parutan keju menggunung di atasnya, membuat mi dan sambal akhirnya “tersembunyi” dari penglihatan.
Indomie Goreng Abnormal Level 3
Rasa lapar saya lantas segera memuncak ketika menyadari ternyata ada keripik di bawah keju, sendok saya pun segera menyambar, memecah keripik tersebut dan sumpit mulai memungut remah-remahnya bersama dengan keju yang sedikit menggumpal. Setelah selesai icip-icip penghias mi, waktunya saya menuju hidangan utama.
Sebenarnya saya kurang suka dengan makanan rasa ekstrim seperti ini, namun rasa penasaran mengalahkan semuanya itu. Agar tidak terlalu terasa pedas, saya mengaduk isi kuali tersebut supaya rasanya tercampur. Lalu akhirnya sejumput mi tertangkap di sumpit hijau saya.
Indomie Kuah Abnormal Level 5
Ketika masuk ke mulut, saya mencari rasa keju yang seharusnya tercampur, namun ternyata, rasa asin dan pedas dari perpaduan mi dengan sambal mengalahkannya. Lidah saya terasa agak “syok” karena sudah lama tidak tersentuh makanan yang sangat pedas. Akhirnya rasa pedas dan asin mendominasi mulut saya.

Dan benar saja, mata saya mulai berkaca-kaca dan terlihat butiran air yang menggenang lalu jatuh ke pipi. Saya pikir saya akan menyerah, namun ternyata rasa pedas yang nagih membuat saya terus melahap setiap suap mi hingga habis.
Minuman di bucket
Keunikan selanjutnya terdapat pada minuman yang disajikan. Ada 2 pilihan ukuran di hampir setiap judul minuman, yakni “Normal” dan “Abnormal”. Tak hanya itu, dalam daftar, bisa juga kita temui judul minuman yang unik, seperti Sunlight, Lifebuoy, bahkan Kobokan.
“Untuk yang abnormal, dia minumnya di bucket atau di ember,” jelas Rizki, salah satu pelayan Kedai Abnormal ketika kami wawancarai," wajah sumringahnya membuat pelanggan merasa dianggap seperti teman mereka sendiri.
Untuk kobokan sendiri (dibuat dari) perasan jeruk nipis, di-mix sama gula secukupnya, kemudian untuk Lifebuoy, (isinya) ada Marjan cocopandan, tambah perasan jeruk nipis, ditambah biji selasih, untuk Sunlight (berisi) Marjan melon tambah irisan jeruk nipis.” imbuhnya.

Sejarah Kedai Abnormal
            Kedai Abnormal dibuka sejak 24 September 2014 oleh 4 orang yang menginginkan tempat nongkrong untuk melepas penat setelah bekerja, dua di antaranya memegang kendali di Kelapa Gading, yakni Reinhard dan Noveria. Mereka akhirnya berencana untuk membuat usaha baru daripada hanya nongkrong dan menghabiskan uang.
Nama “Abnormal” sendiri dipilih karena unik. “Untuk pendapat saya sendiri, ya, karena terlihat dari pekerjanya sendiri tuh, dia (pelayan) memiliki ciri khas masing-masing, ada yang, ya seperti yang terlihat lah pokoknya (bertato, perokok, putus sekolah), agak nggak normal gitu lah, bagian kehidupan dan kepribadiannya.” ujar Rizki.
Sejak mulai dibuka 2 tahun lalu, kini Kedai Abnormal sudah memiliki cabang. Berpusat di Kelapa Gading, mereka juga membuka cabang yang masih dalam kotamadya Jakarta Utara, yakni di daerah Muara Karang.
Harga hidangan terjangkau yang dibanderol mulai dari Rp 8 ribu hingga Rp 35 ribu rupiah menjadi magnet bagi para pemburu makanan unik untuk mencoba hidangan dari kedai ini. Karena itu, pengunjung yang datang bervariasi, mulai dari kalangan remaja, dewasa, bahkan keluarga sekalipun.
Tak hanya mi pedas berlevel, disini juga tersedia roti panggang bertekstur lembut namun garing dengan berbagai rasa yang siap menggoyang lidah Anda, harganya pun cukup worth it, yakni mulai 8 ribu rupiah.
Tertarik mencoba? Saya menyarankan agar Anda datang beberapa menit sebelum pukul 7 malam, karena tempat duduk di kedai ini sangat cepat terisi. Jangan lupa, ajak orang-orang terkasih Anda untuk saling berbagi rasa, canda, dan tawa. Selamat mencoba.
  
Potongan terakhir ketiga rasa roti yang kami pesan
Roti Panggang Nutella
Roti Panggang Topping Oreo
Roti Panggang Topping Keju