Rabu, 07 Desember 2016

The Sunrise of Java



Oleh Tristin Hartono (14150098)

                Pernahkah Anda membayangkan sebuah kerajaan yang memiliki sungai dengan bau yang harum? Atau pernahkah terpikir oleh Anda, bagaimana asal mula nama sebuah kota di ujung  timur Pulau Jawa yang dijuluki The Sunrise of Java ini?

    Dinamakan "Sunrise of Java" karena Banyuwangi adalah kota pertama di Pulau Jawa yang mendapat sinar matahari setiap paginya.
                Namun berdasarkan mitos cerita rakyat yang melegenda, nama Banyuwangi, yang secara etimologis berasal dari bahasa Sansekerta banyu yang berarti air, dan wangi yang berarti bau yang harum, menceritakan kisah kejujuran seorang istri terhadap suaminya.
                Pada suatu hari, di timur Pulau Jawa terdapat sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Raja Sulakrama bernama Kerajaan Blambangan di Negeri Sindurejo. Raja Sulakrama memiliki seorang ksatria yang bernama Raden Sidapaksa. Ksatria ini memiliki seorang istri cantik bernama Sri Tanjung, keturunan bidadari yang menikah dengan manusia.
                Raja yang terpikat dengan kecantikan Sri Tanjung berniat untuk merebutnya dari Raden Sidapaksa. Akhirnya raja mengutus ksatrianya untuk melakukan tugas yang cukup rumit. Dikutip dari Wikipedia, Raden Sidapaksa diutus untuk mengantarkan surat ke Swargaloka (surga). Tanpa ia tahu, ternyata raja telah “membelokkan” isi surat tersebut.
                Saat kembali dari Swargaloka, Raden Sidapaksa melihat istrinya sedang dipeluk oleh Raja Sulakrama. Sri Tanjung yang sejak tadi terus menolak raja akhirnya difitnah bahwa ia adalah seorang penggoda. Raden Sidapaksa yang merasa terkhianati akhirnya terbakar oleh api cemburu. Ia ingin istrinya dihukum mati.
                Sebelum dibunuh, Sri Tanjung memperingatkan, jika yang mengucur dari tubuhnya darah, berarti ia bersalah, namun jika air berbau harum yang keluar, ia tidak bersalah. Tanpa pikir panjang, Raden Sidapaksa segera menikam istrinya dengan keris yang ia pegang. 
Namun akhirnya, takdir berkata lain, cairan yang keluar dari tubuh Sri Tanjung bukanlah darah, melainkan air yang harum baunya. Raden Sidapaksa pun sangat menyesali perbuatan gegabahnya. Mulai hari itu, sungai berbau harum di daerah kerajaan Blambangan diberi nama “Banyuwangi”.
Pada versi lain, diceritakan bahwa mayat Sri Tanjung dilempar ke sungai yang keruh, lalu air tersebut berubah menjadi jernih dan harum. Namun berdasarkan informasi yang disebarkan oleh Wikipedia, Sri Tanjung dibangkitkan kembali dari kematian dan hidup bahagia bersama Raden Sidapaksa.
Para dewa memerintahkan Sidapaksa untuk menghukum kejahatan Raja Sulakrama. Ia pun membalas dendam dan berhasil membunuh Raja Sulakrama dalam suatu peperangan. Konon air yang harum mewangi itu menjadi asal mula nama tempat tersebut. Maka sampai sekarang ibukota kerajaan Blambangan dinamakan Banyuwangi, bermakna air yang wangi.

Di samping itu, masih terdapat banyak versi yang menceritakan tentang penamaan Kota Banyuwangi. Namun pada intinya, nama "Banyuwangi" berasal dari sejarah kejujuran dan keteguhan seorang istri terhadap suaminya.
Ilustrasi pembunuhan Sri Tanjung oleh Raden Sidapaksa


Suasana desa di sekitar Kerajaan Blambangan dalam bentuk lukisan

Arca yang menceritakan tentang sejarah penamaan Banyuwangi

Selasa, 29 November 2016

Melarikan Diri Menikmati Sunset di Pulau Tidung



Oleh Tristin Hartono (14150098)
 
                Jernihnya laut terpampang jelas menyambut kedatangan saya ke pelabuhan utama. Hijau emerald dan putih pucat saling bertabrakan membentuk susunan karang dengan laut. Angin lembut menghibur pohon nyiur yang menari menghiasi imajinasi pendatang tentang petualangan mereka di pulau yang masih menjadi bagian dari Ibukota Indonesia ini.

                Teriknya sang Surya tak menghalangi pelancong untuk memulai to-do list mereka dalam menghabiskan akhir pekan disini. Penat yang menumpuk setelah kurang lebih 2.5 jam terbendung di kapal akhirnya bisa ditumpahkan. Lalu lalang penumpang pun tak dapat terelakkan.

                "Kak Jenny! Saya Agus dari homestay," teriak seorang pria dari pintu pelabuhan menjemput kami ke tempat peristirahatan. Tak lupa, senyum hangat penduduk terlukis ketika saya dan teman-teman melewati mereka. "Selamat datang di Pulau Tidung," lanjut Pak Agus.

                Kerikil-kerikil di jalan mengiringi perjalanan pengunjung pulau yang bersepeda menuju komplek homestay. Selepas itu, pengunjung dapat berkeliling pulau seluas 109 hektar yang dihuni oleh kurang lebih 5000 jiwa ini.

                Dengan jumlah penduduk yang cukup banyak jika dibandingkan dengan luas pulau, tak heran jika kita dapat melihat padatnya rumah-rumah berukuran kecil dan gang-gang sempit yang bertebaran di sepanjang  pulau.

Jembatan Cinta di siang hari, dan Pulau Tidung Kecil (kiri)
                Dipenuhi oleh wisatawan dan tour guide, Pulau Tidung terlihat “tak ada matinya”. Mulai dari ujung pelabuhan hingga sebuah jembatan yang menghubungkan Pulau Tidung Besar dengan Pulau Tidung Kecil, semua terlihat padat dan ramai.

Wahana Banana Boat
                Tak hanya wisata keliling pulau dan menikmati pantai, pengunjung juga dimanjakan dengan berbagai permainan air yang dapat menguji adrenalin, seperti Banana Boat, Ice Cream, maupun Speed Boat. Tapi, jika Anda ingin menikmati wisata yang lebih aman dan tenang, Anda dapat mencoba berfoto dengan karang di dasar laut.

Wahana Ice Cream 
                Berbekal kacamata selam, kamera underwater, dan seorang tour guide yang juga dapat berfungsi sebagai kameramen, pengunjung diberikan perlengkapan menyelam seadanya, lalu diantar ke tengah laut dangkal oleh nahkoda, dan dibiarkan menyelam memberi makan ikan-ikan hias khas pulau yang tentunya jarang ditemui di Jakarta.

                Dibanderol dengan harga yang cukup bersahabat, yakni sekitar Rp 25-30 ribu, Anda sudah dapat bermain wahana Banana Boat dan Ice Cream bersama orang-orang terkasih.

                Jika belum puas bermain air, Pulau Tidung masih memiliki persediaan amunisi terakhir, yakni Jembatan Cinta, jembatan penghubung Pulau Tidung besar dan kecil. Menurut mitos yang beredar, jika sepasang kekasih bergandengan tangan ketika berjalan di sepanjang Jembatan Cinta, hubungan mereka akan langgeng sampai tua.

Sunset di Jembatan Cinta
                Setelah selesai memanjakan diri menikmati jernihnya laut, Anda dapat mengistirahatkan diri sejenak menunggu terbenamnya matahari di ufuk barat. Tentu saja hal ini juga menjadi salah satu daya tarik Pulau Tidung yang dikelilingi oleh gugusan pantai.

                Hanya dengan sedikit mengayuh sepeda dari homestay, pengunjung bisa kembali masuk ke area pantai. Berbekal uang Rp 5 ribu, Anda sudah memiliki akses untuk memarkir sepeda. Tak jauh dari tempat parkir, pengunjung dapat kembali menemui para penjual makanan khas pulau yang bermunculan saat petang.

                Setelah barisan penjual makanan terlewati, pengunjung bisa melanjutkan perjalanan kembali ke atas Jembatan Cinta untuk menikmati terbenamnya matahari. Disinilah spot yang lagi-lagi ramai oleh pengunjung. Tak mau melewatkan kesempatan, mereka mulai melakukan “ritual” orang kota, yaitu berfoto bersama.

                Lelah “berpetualang”, kini akhirnya para wisatawan dapat membaringkan diri sejenak untuk menyambut esok hari.

                Di hari kedua, pengunjung kembali disuguhi hangatnya matahari pagi sambil menikmati sarapan yang disediakan pihak homestay. Sembari bercengkrama, pengunjung homestay kembali diingatkan untuk mempersiapkan barang bawaan yang akan dibawa pulang.

                Sekitar pukul 11 siang, kapal jemputan telah tiba dari Jakarta untuk membawa kami pulang ke Pulau Jawa. Cukup merogoh kocek sekitar 70 ribu rupiah, tiket pulang pergi dengan kapal sudah didapat.

Jika Anda tak ingin repot mengurus keperluan administrasi di pulau, Anda dapat menggunakan jasa travel. Terdapat banyak jasa travel yang menyediakan berbagai paket yang bisa dipilih, dengan harga mulai Rp 400 ribu hingga Rp 1 juta, Anda sudah tak perlu repot memikirkan penginapan dan konsumsi.

Pada akhirnya, satu per satu tempat duduk mulai diisi segerombol orang. Para wisatawan pun kembali diberangkatkan ke Pulau Jawa dengan memboyong kenangan di Pulau Tidung yang tak terlupakan.




Senin, 07 November 2016

Cara Melatih Labrador: “Sahabat Manusia, Si Detektif Berkaki Empat”



Oleh Tristin Hartono 14150098

                Lincah, berbulu pendek, memiliki moncong yang agak menonjol, cukup tinggi dan kokoh, serta kesetiaan yang melekat pada sifat alaminya membuat manusia tertarik untuk memelihara. Sudah dikenal sebagai sahabat baik manusia sejak ribuan tahun lalu tak membuat hewan yang satu ini lantas menjadi “angkuh” layaknya kucing.

                Hubungan baik yang terjalin antara manusia dengan anjing terus “dibina” melalui pelestarian hingga akhirnya lahir berbagai jenis anjing dengan ras berbeda, misalnya Labrador Retriever. Ras anjing asli Inggris ini kini memiliki beberapa jenis ras lain, misalnya American dan English Labrador Retriever

                Bentuknya yang simpel dengan mimik innocent membuat pecinta anjing terpikat olehnya. Sejak kecil, anjing Labrador atau yang biasa disingkat Labs ini memiliki postur tubuh mini serta bulu pendek yang halus dan lembut, dengan kaki pendeknya ia suka berlari dan melompat di tengah rumput pekarangan rumah.

                Saat bertumbuh besar, kaki pendeknya akan memanjang, lemak berubah menjadi otot dan tampilan chubby perlahan menghilang, digantikan tampilan sosok yang berwibawa. Hal inilah yang menjadi keuntungan pemilik Labs karena tidak perlu terlalu sering ke salon untuk memelihara bulu yang panjang.

Perbandingan Labrador kecil dan dewasa
                Di samping itu, otak Labs yang terbilang cukup pintar pun memudahkan pemilik dalam melatih anjing ini melakukan berbagai hal, mulai dari peraturan buang air, hingga mencari sumber bau. Tak heran,  anjing ini biasa digunakan polisi Amerika dalam menyelidiki letak narkoba.

Lantas, bagaimana cara kita mengajari Labs tanpa pelatih profesional? Pertama, sediakan benda yang paling menarik hati si anjing, seperti bola, boneka handuk, mainan dari kayu, atau botol plastik. Latihan lebih efektif di malam hari saat indera penglihatan anjing melemah dan indera penciuman bekerja lebih kuat.

                Latihan dilakukan di lapangan yang jauh dari kebisingan. Bila melatih lebih dari 1 anjing, usahakan posisi anjing berjauhan. Pancing anjing agar mendekat dengan menunjukkan mainan yang disukainya.

Tepuk tangan kiri pada paha agar ia berpindah ke samping kiri pelatih. Lanjutkan dengan aba-aba untuk mengajaknya berjalan dengan pelatih. Gunakan isyarat tangan untuk memperlancar komando.

                Ulangi perintah beberapa kali hingga ia mau berhenti. Kemudian tekan bagian pinggul agar anjing mau duduk. Bila terbukti dilaksanakan dengan sempurna jangan segan-segan memberikan pujian.
 
                 Setelah latihan dasar dikuasai, latihan lanjutan bisa dilakukan. Perintahkan anjing menunggui suatu lokasi tertentu seperti rumah, toko, atau gedung. Itu merupakan latihan lanjutan dari perintah stay atau tinggal. Suruh ia menggonggong bila ada orang asing mencurigakan.

Jika anjing telah mahir menjadi penjaga, mulai perkenalkan bekal latihan menjadi detektif. Kenalkan bau kokain, morfin, dan jenis narkoba yang lain ke arah indera penciuman secara rutin. Tunjukkan benda berbau itulah yang akan menjadi target pencarian.” Ujar Hanni Sofia melalui situs anjingras.com 

Jadi, bagaimana? Apakah Anda tertantang untuk melatih anjing Labs Anda sendiri?          

Minggu, 06 November 2016

"Pemimpin Rakyat Lahir dari Rakyat"


Oleh Tristin Hartono (14150098)

                Senyum sumringah mewakili sifat ramahnya kepada setiap orang yang ia temui. Segelintir goresan di dahi semakin memperjelas karakter yang menjadi keunggulannya ini. Kerutan-kerutan di dahi penanda senjanya umur tak membuat pria kelahiran 55 tahun lalu ini patah semangat menyuarakan pendapatnya tentang membangun Indonesia.
                Kemeja kotak-kotak nuansa merah-biru melambangkan sifat beraninya dalam mengubah mental penduduk Jakarta. Bersama dengan wakil kerjanya, ia menghaturkan daftar janji program kerja yang nantinya akan mereka realisasikan bagi kota Jakarta. Salah satunya yakni "Revolusi Mental".
                Bertempat lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961 silam, Joko Widodo atau akrab disapa "Jokowi" mencalonkan diri menjadi gubernur Ibukota Indonesia. Mengusung slogan "Wakil Rakyat Lahir Dari Rakyat", ia bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberanikan diri untuk mengajukan diri menjadi calon pemimpin DKI Jakarta.
                Berlatar belakang sebagai Walikota Solo dan Bupati Belitung Timur, pasangan ini dijuluki "Pasangan Wong Ndeso" oleh pemimpin partai Gerindra, Prabowo Subianto. Kendati demikian, Prabowo tetap optimis akan kemenangan pasangan ini dalam pertandingan antar calon gubernur melalui janji mereka bagi Jakarta.
                Salah satu janji yang didengung-dengungkan yakni melakukan blusukan atau kunjungan ke sisi terpencil kota untuk menjangkau langsung dan mengenal rakyat yang nantinya akan ia pimpin. "Tin (nama penulis), tadi Pak Jokowi kesini loh, salaman sama Papi Mami. Orangnya baik banget, nggak sombong," ujar seorang Ibu Rumah Tangga.
                Kerendahan hati serta kegiatan blusukan inilah yang menjadi hal favorit penduduk hingga mengantarkan pasangan Jokowi-Ahok ke tahta kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta pada 2012, mengalahkan pasangan rivalnya, mantan gubernur Fauzi Bowo.
                Dua tahun selang dilantiknya Jokowi menjadi gubernur, ia diminta oleh ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati, untuk mewakili PDI-P menjadi calon presiden Indonesia. Informasi ini membangun semangat Jokowi untuk menaklukkan tantangan sebagai pemimpin yang dapat menjadi teladan bagi rakyatnya, ia menerima tantangan itu.
                Pria penyuka genre musik metal ini pada akhirnya bersaing dengan segelintir calon dari berbagai partai besar seperti Golkar, Demokrat, Gerindra, dan Nasdem. Setelah melalui berbagai seleksi, akhirnya ia mencapai pertandingan "final" pemilihan presiden. Mendapat nomor urut 2, ia menjadi rival yang cukup berat bagi Prabowo Subianto. Pasalnya, Prabowo adalah "pemain" senior dalam dunia politik Indonesia.
                Namun, takdir berkata lain, meskipun Jokowi adalah "orang baru", namun ia dapat memenangkan perhelatan ini dan berhasil menjadi pemimpin Indonesia sejak Oktober 2014 lalu, dan memerintah dalam periode 2014-2019.
                Harapan masyarakat pun mulai “terbang” dengan hadirnya Jokowi sebagai pemimpin negara. Presiden yang dianggap mirip Obama ini digadang-gadang akan memiliki gaya kepemimpinan seperti Obama juga. Well, kita lihat saja hasilnya nanti.